Selasa, 17 April 2012

keluargaku (1)


Keluargaku yang sangat sangat dan sangat istimewa dan membuatku untuk berbuat lebih untuk kedua orang tuaku yang menyayangiku dan untuk ketiga kakakku yang tak pernah aku lupakan jasa dan pengorbanannya. Masih teringat ketika aku kecil yang nakal dan sering membuat neng lilik jengkel. Neng lilik adalah mbakku yang sangat rajin atau dalam bahasa jawanya “akas” jika ada hubungannya dengan menyapu, mencuci, dan membersihkan semua yang hubungannya dengan rumah. Waktu itu neng beru selesai nyapu setiap sudut ruangan rumah. Dan aku datang dari dolen diluar tanpa nyuci kaki lansung lari dari pintu samping sampai ke belakang. Hal itu ternyata membuat neng marah dan lansung tanpa basa basi membawakan sapu yang dia pegang dan berlari mengejarku. Karena aku takut sehingga aku lari menghindarinya dengan harapan tidak terkena sabetan sapunya. Lumayan jika terkena sabetannya. Sehingga aku lari dari belakang ke ruang tamu dan muter lagi masuk dari pintu samping terus muter kedepan lagi sampai 3 kali puteran. Mengetahui hal itu ternyata mas rofiq tidak terima, dia mengambil batu besar sambil mengejar neng lilik. Jadi aku dikejar oleh neng lilik dengan sapu ditangannya dan neng lilik  dikejar mas rofiq dengan batu ditangannya. Akhinya aku tertolong oleh malaikat yang bernama ibu, ya sambil menangis aku mendekap ibu yang menyelamatkan aku. Akhirnya pertunjukan itu selesai dengan tangisanku dan neng lilik ikut menangis gara – gara kesal dengan kenakalanku.
Tidak hanya sampai disitu perangku dengan neng lilik berakhir. Hampir setiap malam aku harus berebut televisi dengan neng lilik. Di rumah hanya ada satu teve dan masih belum ada remote waktu itu sehingga harus pencet sana pencet sini. Kesukaan neng lilik pada sinetron tersanjung, tersayang dll bertentangan dengan kesukaanku dengan sinetron keluarga cemara, misteri gunung merapi dll. Jika program teve secara bersamaan main maka harus bertengkar dulu dengan neng lilik. Dan dimana – mana yang namanya adek pasti menang. Biasanya dengan ditandai dengan aksi walkout  dari rumah dan nebeng nonton di rumah tetangga. Tetapi kadang aku yang dikalahkan karena dengan rasionalitas “gantian”. Sehingga aku kadang mau tidak mau tetap melihat program teve yang tidak ku sukai. Hal itulah yang membuat aku khatam sinetron tersanjung 1 sampai 7.
Hal itu terasa berbeda ketika neng memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah perguruan tinggi, dan lebih memilih nganggur dirumah. Dikarenakan tidak produktif akhirnya neng dinikahkan oleh bapak dengan mas paimo. Dan mulai menikah neng tidak pernah lagi berantem denganku lagi. Karena dia tinggal di rumahnya suaminya. Dan sekarang sudah mempunyai 2 anak yang kebetulan cewek semua. Keduanya sangat dekat denganku. Namanya laila dan neni. Waktu mereka kecil baik itu laila maupun neni sangat dekat denganku. Aku adalah orang pertama yang menggantikan posisi neng jika neng sedang sholat atau sibuk. Aku tidak mengerti kenapa hal tersebut terjadi, karena semua keluarga ingin mengendongnya tetapi mereka tidak mau. Neng sangat loman dengan aku, tidak pernah dia menyisihkan uang jajan untukku jika berkunjung kerumah. Dan sampai sekarang aku belum bisa membalas semua kebaikan neng lilik.
Satu hal yang menarik dari neng lilik adalah cita – citanya. Ternyata neng lilik mempunyai cita – cita jadi pedagang. Katanya ibu neng itu sangat suka sekali dengan yang namanya “timbangan”. Dan sekarang neng sudah tercapai cita – citanya punya toko sendiri yang setiap hari mengurusinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar