Keluargaku yang sangat sangat dan sangat
istimewa dan membuatku untuk berbuat lebih untuk kedua orang tuaku yang
menyayangiku dan untuk ketiga kakakku yang tak pernah aku lupakan jasa dan
pengorbanannya. Masih teringat ketika aku kecil yang nakal dan sering membuat
neng lilik jengkel. Neng lilik adalah mbakku yang sangat rajin atau dalam
bahasa jawanya “akas” jika ada hubungannya dengan menyapu, mencuci, dan
membersihkan semua yang hubungannya dengan rumah. Waktu itu neng beru selesai nyapu setiap sudut ruangan rumah. Dan
aku datang dari dolen diluar tanpa
nyuci kaki lansung lari dari pintu samping sampai ke belakang. Hal itu ternyata
membuat neng marah dan lansung tanpa basa basi membawakan sapu yang dia pegang
dan berlari mengejarku. Karena aku takut sehingga aku lari menghindarinya
dengan harapan tidak terkena sabetan sapunya. Lumayan jika terkena sabetannya.
Sehingga aku lari dari belakang ke ruang tamu dan muter lagi masuk dari pintu
samping terus muter kedepan lagi sampai 3 kali puteran. Mengetahui hal itu
ternyata mas rofiq tidak terima, dia mengambil batu besar sambil mengejar neng
lilik. Jadi aku dikejar oleh neng lilik dengan sapu ditangannya dan neng
lilik dikejar mas rofiq dengan batu
ditangannya. Akhinya aku tertolong oleh malaikat yang bernama ibu, ya sambil
menangis aku mendekap ibu yang menyelamatkan aku. Akhirnya pertunjukan itu
selesai dengan tangisanku dan neng lilik ikut menangis gara – gara kesal dengan
kenakalanku.
Tidak hanya sampai disitu perangku dengan neng
lilik berakhir. Hampir setiap malam aku harus berebut televisi dengan neng
lilik. Di rumah hanya ada satu teve dan masih belum ada remote waktu itu
sehingga harus pencet sana pencet sini. Kesukaan neng lilik pada sinetron
tersanjung, tersayang dll bertentangan dengan kesukaanku dengan sinetron
keluarga cemara, misteri gunung merapi dll. Jika program teve secara bersamaan
main maka harus bertengkar dulu dengan neng lilik. Dan dimana – mana yang
namanya adek pasti menang. Biasanya dengan ditandai dengan aksi walkout dari rumah dan nebeng nonton di rumah
tetangga. Tetapi kadang aku yang dikalahkan karena dengan rasionalitas
“gantian”. Sehingga aku kadang mau tidak mau tetap melihat program teve yang
tidak ku sukai. Hal itulah yang membuat aku khatam
sinetron tersanjung 1 sampai 7.
Hal itu terasa berbeda ketika neng memutuskan
untuk tidak melanjutkan sekolah perguruan tinggi, dan lebih memilih nganggur
dirumah. Dikarenakan tidak produktif akhirnya neng dinikahkan oleh bapak dengan
mas paimo. Dan mulai menikah neng tidak pernah lagi berantem denganku lagi.
Karena dia tinggal di rumahnya suaminya. Dan sekarang sudah mempunyai 2 anak
yang kebetulan cewek semua. Keduanya sangat dekat denganku. Namanya laila dan
neni. Waktu mereka kecil baik itu laila maupun neni sangat dekat denganku. Aku
adalah orang pertama yang menggantikan posisi neng jika neng sedang sholat atau
sibuk. Aku tidak mengerti kenapa hal tersebut terjadi, karena semua keluarga
ingin mengendongnya tetapi mereka tidak mau. Neng sangat loman dengan aku, tidak pernah dia menyisihkan uang jajan untukku
jika berkunjung kerumah. Dan sampai sekarang aku belum bisa membalas semua
kebaikan neng lilik.
Satu hal yang menarik dari neng lilik adalah
cita – citanya. Ternyata neng lilik mempunyai cita – cita jadi pedagang.
Katanya ibu neng itu sangat suka sekali dengan yang namanya “timbangan”. Dan
sekarang neng sudah tercapai cita – citanya punya toko sendiri yang setiap hari
mengurusinya.