BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Salah satu faktor eksternal yang berpengaruh
terhadap pembentukan watak dan pribadi seseorang, termasuk bagaimana seseorang
akan berperilaku adalah media. Berkaitan dengan adanya media, sangat diperlukan
perhatian khusus (indera) untuk bisa memunculkan efek dari media itu sendiri,
terlebih lagi dalam hal menghasilkan perilaku baru. Hal ini sejalan dengan
pendapat Gredler 1994, yang menyatakan bahwa perilaku yang baru tidak bisa
diperoleh kecuali jika perilaku tersebut diperhatikan dan dipersepsi secara
cermat.
Berawal dari pernyataan dan kenyataan tersebut di
atas, kami akan menyusun sebuah makalah yang secara khusus akan membahas
tentang strategi modeling simbolis, termasuk di dalamnya juga akan termuat beberapa
penjelasan tentang hal-hal yang berkaitan dengan peran media dalam perubahan
perilaku seseorang. Dalam hal ini adalah perilaku-perilaku maladaptive yang
dimiliki oleh klien.
`
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
pengertian dari strategi modeling?
2. Apa
saja macam-macam dari modeling itu?
3. Apa
yang dimaksud dengan modeling simbolis?
4. Apa
pengaruh media terhadap perubahan perilaku seseorang?
5. Bagaimana
langkah-langkah dalam modeling simbolis?
C.
TUJUAN
1. Mengetahui
pengertian dari strategi modeling.
2. Mengetahui
macam-macam strategi modeling.
3. Mengetahui
dan memahami apa yang dimaksud dengan modeling simbolis.
4. Mengetahui
pengaruh media terhadap perubahan perilaku seseorang.
5. Mengetahui
dan memahami langkah-langkah dalam modeling simbolis.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Strategi Modeling
Menurut
Bandura (1986), strategi modeling adalah suatu strategi dalam konseling yang
menggunakan proses belajar melalui pengamatan terhadap model dan perubahan
perilaku yang terjadi karena peniruan. Menurut Nelson (1995), strategi modeling
merupakan strategi pengubahan perilaku melalui pengamatan perilaku model. Pery
dan Furukawa (dalam Cormier, 1985) mendevinisikan modeling sebagai proses
belajar observasi, dimana perilaku individu atau kelompok, para model,
bertindak sebagai suatu perangsang gagassan, sikap, atau perilaku pada orang
lain yang mengobservasi penampilan model.
Pengaruh
dari peniruan terhaddap model menurut bandura (dalam Gunarsa, 2001) ada 3 hal, yaitu:
1. Pengambilan
respon atau ketrampilan baru dan memperlihatkan dalam perilakunya setelah
memadukan apa yang diperoleh dari pengamatannya dengan pola perilaku yang baru.
2. Hilangnya
respon takut setelah melihat model melakukan sesuatu yang oleh si pengamat
menimbulkan perasaan takut, namun pada tokoh yang dilihatnya tidak berakibat
apa-apa atau akibatnya bahkan positif.
3. Pengambilan
sesuatu respon dari respon-respon yang diperlihatkan oleh tokoh yang memberi
jalan untuk ditiru.
B.
Macam-macam Modeling
Macam-macam
modeling menurut Corey (1999):
1. Model
yang nyata (live model),
Yaitu yang menjadi model adalah
orang-orang yang nyata (misal: konselor, guru, anggota keluarga atau tokoh lain
yang ia kagumi).
2. Model
simbolik (symbolic model)
Model adalah tokoh yang dilihat
melalui film, video, atau media lain.
3. Model
ganda (multiple model)
Model ini hanya bisa diterapkan
dalam situasi kelompok, dimana seorang anggota dari suatu kelompok mengubah dan
mempelajari sikap baru setelah ia mengamati bagaimana orang lain dalam
kelompoknya bersikap.
C.
Modeling Simbolis
Dalam
modeling simbolis, model disajikan melalui bahan-bahan tertulis, audio, video,
film atau slide. Modeling simbolis dapat disusun untuk klien secara individu,
juga dapat distandardisasikan untuk kelompok klien. Unsur-unsur yang harus
diperhatikan dalam mengembangkan startegi modeling simbolis:
1.
Karakteristik
klien (pengguna model)
Dalam mengembangkan strategi
modeling simbolis, hal pertama yang harus dipertimbangkan adalah karakteristik
klien atau orang-orang yang akan menggunakan model. Misalnya dalam hal usia,
jenis kelamin dan kebiasaan. Contoh: reeder dan kunce (dalam Cormier, 1985)
menggunakan pasien-pasien lama sebagai model simbolis untuk mengatasi kecanduan
narkoba.
2.
Perilaku tujuan
yang akan dimodelkan
Setelah memahami karakteristik
klien, hal kedua yang harus dipertimbangkan dan ditetapkan konselor adalah perilaku
yang akan dimodelkan. Untuk mengetahui apakah suatu model atau serangkaian
model tersebut bisa dikembangkan, konselor harus menyusun 3 pertanyaan yaitu:
a. Perilaku-perilaku
apa yang akan dimodelkan?
b. Apakah
perilaku atau aktivitas itu harus terbagi dalam urutan kemampuan dariyang kurang
komplek ke yang kompleks?
c. Bagaimana
seharusnya kemampuan itu di atur?
Contoh:
Gresman & Nagle (1980) menggunakan anak perempuan berusia 9 tahun dan anak
laki-laki berusia 10 tahun sebagai model video tape yang memperhatikan
kemampuan social seperti partisipasi, kerjasama, komunikasi, persahabatan,
memulai dan menerima secara positif interaksi dengan teman sebaya.
3.
Media
Media merupakan sarana yang dapat digunakan
untuk menampilkan suatu model. Media ini dapat berupa media tulis seperti buku
dan komik, serta media audio video. Pemilihan media ini bergantung pada tempat,
dengan siapa dan bagaimana model itu akan digunakan.
4.
Isi tampilan
atau presentasi
Terdapat 5 hal yang harus termuat
dalam naskah yang menggambarkan isi tampilan atau presentasi modeling, yaitu:
a. Instruksi
Instruksi merupakan hal yang memuat
penjelasan singkat, yang akan membantu klien untuk mengenali prosedur
pelaksanaan beserta komponen-komponen dari strategi yang akan digunakan.
Instruksi juga dapat menggambarkan tipe dan model yang akan diperankan,
misalnya konselor memberi tahu bahwa “orang yang akan Anda lihat atau dengar serupa
dengan dirimu”.
b. Modeling
Modeling merupakan bagian yang
menyajikan pola-pola perilaku secara terencana dan berurutan, yang di dalamnya
memuat gambaran tentang perilaku atau aktivitas yang dimodelkan serta
dialog-dialog modelnya.
c. Praktik
Pengaruh modeling dimungkinkan
menjadi lebih besar jika penampilan model tersebut diikuti dengan kesempatan
untuk praktik. Dalam modeling simbolis kesempatan bagi klien untuk mempraktikkan
apa yang telah mereka baca, dengar atau lihat pada peragaan model harus ada.
d. Umpan
balik
Setelah klien mempraktekkan dalam
waktu yang cukup memadai, maka umpan balik perlu diberikan. Klien harus dilatih
untuk mengulangi modeling dan mempraktikkan perilaku yang dirasakan masih
sulit.
e. Ringkasan
Hal yang memuat tentang ringkasan
dari apa yang dimodelkan dan apa pentingnya klien untuk memperoleh
perilaku-perilaku tersebut.
5. Uji
Coba
Uji coba merupakan salah satu unsur
yang harus dikembangkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan model simbolis
yang telah disusun. Uji coba ini dapat dilakukan pada teman sejawat atau
kelompok sasaran. Beberapa hal yang harus diuji cobakan meliputi penggunaan
bahasa, urutan perilaku, model, waktu praktek dan umpan balik.
D. PENGARUH MEDIA
PADA PERUBAHAN PERILAKU
Seiring
dengan perkembangan teknologi, unsur informasi dan komunikasi telah berhasil
digabungkan dan dikembangkan. Efeknya adalah media menjadi satu dari sekian model
interaksi sosial masyarakat modern. Sebagai salah satu dari bentuk media, film
berfungsi mewujudkan komunikasi yang mencakup berbagai fase dalam kegiatan
kehidupan. Media ini merupakan landasan pembentukan pengertian dengan tujuan
mempengaruhi penerima pesan untuk bertindak sesuai dengan tujuan dari
komunikasi tersebut.
Berkaitan
dengan perkembangan psikologis seseorang, telah kita ketahui bahwa watak
merupakan resultante dari kebaikan dan ketidak-baikan seseorang yang dibawa
sejak lahir karena pengaruh lingkungan. Pada usia muda, perilaku dan keinginan
anak sangat ditentukan dan dipengaruhi oleh keberadaan seorang idola, yang
dimungkinkan akan selalu ia contoh tanpa mempertimbangkan apakah hal itu baik
atau tidak. Hal ini sangat relevan, karena dalam pertumbuhan seorang anak,
setiap tindakannya terkait dengan kecenderungan dan kemauan serta kehidupan
emosional yang bersentuhan dengan faktor eksogen (lingkungan) yang sifatnya
amat kompleks dan bervariasi. Salah satu faktor eksogen yang sangat berpengaruh
pada pembentukan watak dan kepribadian seseorang adalah media yang berbentuk
bacaan atau film.
E. LANGKAH-LANGKAH
MODELING SIMBOLIS.
Ada
5 langkah dalam modeling simbolis, yaitu:
1. Rasionel
Pada tahap ini konselor memberikan
penjelasan atau uraian singkat tentang tujuan, prosedur dan komponen-komponen
strategi yang akan digunakan dalam proses konseling.
2. Memberi
Contoh
Pada tahap ini konselor memberikan
contoh kepada klien berupa model yang disajikan dalam bentuk video atau media
lainnya, dimana perilaku model yang akan diperlihatkan telah disetting untuk
ditiru oleh klien.
3. Praktek/
Latihan
Pada tahap ini, klien akan diminta
untuk mempraktikkan setelah ia memahami perilaku model yang telah disaksikan.
Biasanya praktik atau latihan ini mengikuti suatu urutan yang telah disusun.
Dalam hal ini, konselor dapat menggunakan 3 kriteria yang diajukan oleh Lazarus
untuk menentukan keberhasilan latihan, yaitu:
1. Klien
mampu melakukan respon tanpa perasaan cemas.
2. Sikap/
perilaku klien secara umum mendukung kata-katanya.
3. Kata-kata
atau tindakan klien tampak wajar dan masuk akal.
4. Pekerjaan
Rumah
Pada tahap ini konselor memberikan
pekerjaan rumah kepada klien yang berisi tentang 6 komponen yaitu: apa yang
akan dikerjakan oleh klien, kapan perilaku itu harus dilakukan, dimana tingkah
laku tersebut dilakukan, bagaimana mencatat tingkah laku tersebut dan membawa
hasil pekerjaan rumah ke pertemuaan selanjutnya.
5. Evaluasi
Pada tahap ini konselor bersama
dengan konseli mengevaluasi apa saja yang telah dilakukan, serta kemajuan apa
saja yang telah dirasakan klien selama proses konseling. Selain itu, konselor
juga harus memberikan motivasi untuk
terus mencoba dan mempraktikkan apa yang telah klien dapat.
Narasi
Proses Konseling:
Konseling
dilaksanakan setelah siswa pulang sekolah. Konseling diawali dengan salam
pembuka oleh konselor, dilanjutkan dengan doa bersama untuk kelancaran kegiatan
konseling. Konselor mengucapkan terima kasih atas kehadiran siswa. Kemudian
konselor memberikan rangkuman tentang kegiatan yang telah dilaksankan pada
pertemuan sebelumnya.
Konselor
selanjutnya menjelaskan tentang maksud, tujuan dan langkah-langkah dari
strategi modeling simbolis. Strategi modeling simbolis adalah strategi dalam
Bimbingan dan Konseling, dimana siswa melakukan pengamatan terhadap model untuk
kemudian meniru serta mempraktikkan perilaku model yang ia lihat melalui video,
film, atau slide. Tujuannya adalah untuk merubah perilaku yang kurang tepat.
Pada pertemuan kali ini model akan disajikan melalui video.
Konselor
memberikan instruksi atau petunjuk sebagai berikut: “video yang akan kalian
lihat bercerita tentang bagaimana cara menumbuhkan ketrampilan berbicara”. Setelah
memberikan instruksi, siswa diminta untuk melihat, memperhatikan dan mencermati
perilaku model dari awal hingga akhir. Kemudian, konselor meminta masing-masing
siswa untuk memberikan tanggapan dan pendapat dari model yang mereka lihat di
video melalui kegitan diskusi kecil.
Setelah
terjadi proses diskusi, siswa akan mencoba mempraktikan langkah-langkah untuk
menumbuhkan keterampilan berbicara dikelas seperti yang ada dalam video.
Konselor akan kembali memulainya dengan memberikan instruksi atau petunjuk apa
yang harus dilakukan siswa. Kemudian siswa mempraktikkan satu per satu,
sedangkan yang lainnya memberikan umpan balik dan masukan atas apa yang
dilakukan oleh teman sebelumnya.
Dalam
hal ini, konselor juga ikut memberikan masukan dan pendapat atas praktik yang
dilakukan oleh siswa. Setelah seluruh siswa memahami betul apa yang harus ia
lakukan, konselor meminta siswa untuk memberikan kesannya selama mengikuti
proses konseling.
Sebelum proses
konseling di akhiri, konselor meminta kesediaan siswa untuk terus mencoba dan
mempraktikkan apa yang telah ia dapat, dimana pun, termasuk dikelas. Konselor
meminta maaf apabila ada kesalahan atau kekurangan dilanjutkan dengan ucapan
terima kasih atas partisipasi siswa selama proses konseling.
BAB
III
SIMPULAN
1. Strategi
modeling adalah suatu strategi dalam konseling yang menggunakan proses belajar
melalui pengamatan terhadap model dan perubahan perilaku yang terjadi karena
peniruan.
2. Macam-macam
modeling menurut Corey (1999):
a. Model
yang nyata (live model),
b. Model
simbolik (symbolic model)
c. Model
ganda (multiple model)
3. Dalam
modeling simbolis, model disajikan melalui bahan-bahan tertulis, audio, video,
film atau slide. Modeling simbolis dapat disusun untuk klien secara individu,
juga dapat distandardisasikan untuk kelompok klien.
4. Unsur-unsur
yang harus diperhatikan dalam mengembangkan startegi modeling simbolis:
1)
Karakteristik
klien (pengguna model)
2)
Perilaku tujuan
yang akan dimodelkan
3)
Media
4)
Isi tampilan
atau presentasi
5) Uji
coba
5. Media
ini merupakan landasan pembentukan pengertian dengan tujuan mempengaruhi
penerima pesan untuk bertindak sesuai dengan tujuan dari komunikasi tersebut.
6. Lima
hal yang harus termuat dalam naskah yang menggambarkan isi tampilan atau
presentasi modeling:
a. Instruksi d. Umpan Balik
b. Modeling e. Ringkasang
c. Praktik
7.
Langkah dalam
modeling simbolis, yaitu:
1) Rasionel 4) Pekerjaan Rumah
2) Memberi
Contoh 5) Evaluasi
3) Praktek/
Latihan
sumber referensinya dari mana yaa.. menarik sekali :)
BalasHapusmakasihhhh
untuk referensinya ada di buku strategi konseling karangan pak nursalim dkk
BalasHapusthe real guys,,
BalasHapussuka suka suka....
so nice
BalasHapus